Hari itu terik! Awal masuk perkuliahan Vanya si gadis cuek yang tak
lepas dari hi heels coklat bunga kesayangannya menempuh perjalanan ke
kampus sementara, di SMK Bina Bakti yang terletak 200 meter menanjak dari jalan raya.
"hai
Vann, gue duluan yah".
Sialnya orang2 lewat cuma say hi doank, ia terlewat oleh beberapa teman yang diboncengi kuda2 besi. Sampai di kampus sementara, belajar, waktu pulang Vanya bertemu dengan teman SMA-nya yang sekaligus kakak tingkatnya yang super cheersnya selangit tak jauh beda dengan pribadi Vanya
Sialnya orang2 lewat cuma say hi doank, ia terlewat oleh beberapa teman yang diboncengi kuda2 besi. Sampai di kampus sementara, belajar, waktu pulang Vanya bertemu dengan teman SMA-nya yang sekaligus kakak tingkatnya yang super cheersnya selangit tak jauh beda dengan pribadi Vanya
"So Fuck! gue lagi badmood pleh... cantik gue luntur semenjak kuliah disini, kampret!"
"Jaelah Vann, banyak yang lirik lu.... (kalliii) tuh babeh satpam merhatiin mulu hmm"
"Ah rese lu pleh...."
Obrolan
geje mereka yang berlangsung di tangga pinggir parkiran kmpus Bina
Bakti lancar badai. Yah, meski sekedar memecah boring. (Tiiid...tiiid)
suara klakson motor berbunyi agak mengganggu, sejenak obrolan vannya dan
Luffy ngetem ditengah jalan.
"woy... Grandpa brisik! Sini mana kunci motor gue??" tegur Luffy mengarah ke seorang
cowok sekelasnya yang masih mengenakan helm dengan kuda besi cepernya.
Dia membuka slide kaca helmnya dan menengok ke arah luffy. Luffy segera
turuni anak tangga menghampiri cowok itu. Sumpah! Tanpa ekspresi tu
muka si cowok. Vanya ga merhatiin tu cowok, so kaga penting banget. Jutek
keliatannya... berbagai kesimpulan jelek seketika nongkrong di otaknya.
***
Hari berganti. Vanya dan teman2 kelas lain
nonton futsal bareng yang kebetulan cowok kelasnya lagi versusan sama
kakak tingkat. Sontak temen2 cewek pada ngacengin cowok2 senior. Vanya
merasa ga ada yang spesial dari pertandingan ini. "Duh vann, liat deh
itu cowok lumayan lucu juga! kayak wakabayashi"
Vanya yang dengan
dinginnya menghiraukan pujian alay teman2nya kepada cowok yang katanya lucu
itu. Selang beberapa hari berlalu. Senior2 cowok datang ke kelas Vanya
sesaat sebelum jam kuliah dimulai. Mereka hendak mempromosikan
komunitas gokilnya yang siap menerima anggota baru. Setelah Vanya sempat
memperhatikan wajah2 kakak senior satu persatu. Vanya fokus memandang ke satu
cowok mungil yang menghampirinya dan sejenak mengobrol, karena yang memulai obrolan itu si kakak itu sendiri, obrolan ringan yang mengasyikkan! "Hmm imut juga,
lumayan keren". Statment itu timbul saat Vanya liat senyumnya dia yang
manis. Lalu cowok itu melirik ke arah Vanya dengan wajah bersinarnya
yang segera dibalas dengan senyuman termanis Vanya yang limited edition.
"Kalo gitu Gue fix ikut komunitas ini." Gumam Vanya sumringah.
(Tolelolet-tolelolet) Sms dari koordinator komunitas yang senyum ke Vanya di kelas kemarin. Setelah berlanjut kenalan, tiba2 Cowok senior yang bernama Dion itu membalas
(Tolelolet-tolelolet) Sms dari koordinator komunitas yang senyum ke Vanya di kelas kemarin. Setelah berlanjut kenalan, tiba2 Cowok senior yang bernama Dion itu membalas
:: Kamu
temennya Luffy kan? ::
:: Iya.. kok Kakak tau? ::
Dengan rasa heran,
(kok bisa2nya dia tau gue temennya si upleh?)
:: Kakak cowok yang di BinBak
ngobrol sama Luffy, sempet liat kamu waktu itu. hehe ::
Oh... ternyata cowok
yang Vanya kira jutek minta ampun tanpa ekspresi.. Sekarang sms bilang
dia liat gue waktu itu? Entah apa yang Vanya rasain, seneng atau apa ga ngerti.
Well, mngkin karna ada yang merhatiin feel so heart beat! Sms mereka
berlanjut mengasyikkan, obrolan berlanjut di telfon tengah malam.
"Kapan2
kita ngobrol langsung buat sharing, Kakak mau berbagi pengalaman selama
kuliah, kali aja kamu termotivasi".
Begitulah pesan Dion, si
wakabayashi cowok yang dikeceng teman2 dikelas Vanya sewaktu futsal itu,
yang katanya sih pinjem hape temen dan bela2in beli pulsa keluar
tengah alam gini buat nelfon Vanya. Vanya sempat sms Luffy
sahabat gokilnya soal ini.
"Lah, akhirnya si Grandpa sms lu juga
Vann..!"
"Maksud lu Pleh??"
"Ya ampun Vanyaaa... dia tu suka sama
Lu!".
Omaigat! Vanya speechles... kok bisa?. Vanya langsung bilang ke Dion
soal smsnya dengan luffy yang katanya Dion pernah kepo-in Vanya di kampus
tapi gak berani deketin. Sms terakhir Dion pengantar tidur indah Vanya
berisi ajakan pulang bareng rapat pertama komunitas, alasannya sih
pengen ngobrol berbagi penglaman seputar kuliah. semacam PDKT? entahlah
itu yang pasti membuat Vanya merasa istimewa. sepertinya Vanya gak
akan bisa tidur malam ini... Just Melt away!
***
Sempat
Dion janjian dengan Vanya yang ditemani Iyaz solmet kelasnya yang
kebetulan juga ikut komunitas itu, mereka bertemu di Perpus kampus
pusat untuk memberikan formulir anggota komunitas. Vanya tak menyangka
Dion datang dengan rombongan teman komunitasnya yang sengaja dia ajak
untuk dikenalkan kepada Vanya.
"Waduh! Liat deh Yaz, gue berasa kayak yg mau dilamar
aja, yang dateng satu RT gitu!" Herannya.
Pertemuan demi pertemuan
mengantar Vanya pada sebuah perasaan yang sma dengan Dion. A little thing caled love. Begitu
berbunga hatinya, senang yang tak terkira akhirnya dia juga menyukai
Dion. Vanya tak sendiri, tentunya selalu ditemani Iyas sahabatnya. Waktu kian berlalu, namun
entah mengapa tak ada sms setelah pertemuan terakhir 3 hari yang lalu di perpus untuk
mengembalikan form. Dua hari kemudian setelah tau bahwa Dion juga pernah sms Iyas, Vanya
dengan kepo-nya bertanya2 kenapa sekarang ini Dion gak pernah
menghubunginya. Iyas tak bisa menjawab pertanyaan Vanya. Lama kemudian
terungkap Dion sering berbalas sms dengan iyas, Vanya menyimpul
pikirannya.
"Dion ga suka lagi sama gue? kenapa? salah gue apa?"
Iyaz
pun tak bisa memberi alasan kenapa Dion tak pernah mengiriminya sms
lagi. Mungkin Iyas adalah salah satu jawabannya karna akhir2 ini Iyaz
sering memberi kabar Vanya soal kumpulan komunitas.
Di kampus Bina Bakti
Dion memanggil Iyas dan mengobrol dengan akrabnya. Vanya mengikuti
iyaz dengan harapan bisa dekat dengan Dion kembali untuk mendapat
jawaban mengapa seolah Dion menghindar dari Vanya. Dion menutup
kecurigaan Vanya dengan mawarkan ajakan pergi ke kampus bareng lewat
sms. Melting? pasti lah senangnya pake banget. Esok harinya vanya
dijemput Dion yang terlihat sedingin waktu pertama Vanya lihat di Bina
Bakti. Benaknya tak bisa manahan heran bercampur tangis. Tapi tak
sedikitpun dion menyapa atau melirik Vanya yang sedang risau, tersayat hatinya
mengetahui temannya sendiri yang menjadi sebab situasi indah berubah
menjadi berkabut. Tiada lain selain menerima keadaan ini, sulit
dipahami apa maksud sebenarnya Dion perlakuin Vanya seerti itu. Mau
bagaimana lagi, seorang cewek ga bisa ngutarain rasa sukanya begitu
saja ke seorang cowok yang disukainya apalagi sekarang ini cowok itu
sedang dekat dengan temannya. Vanya gak mau sampe berburuk sangka pada
Iyaz, persahabatan Vanya dan Iyaz sempat merenggang. Vanya hanya
bercerita kepada Luffy tentang ini.
***
Diklatpun
berlangsung tanpa kesan yang berarti. Tak sedikit perhatian Dion yang tercurah pada
Vanya, Iyaz yang kala itu dekat dengan Dion. Dari sanalah Vanya mulai
untuk STOP dekat dengan Dion. Biarkan semua berlalu dengan serba tak
pasti. Tak semua hal bisa kita ketahui alasannya. Begitupun dengan
hatinya yang rapuh karena rasa cintanya yang tak terbalas. Lama
kemudian bertambah pula rasa sakit di hatinya mendengar bawa Dion telah
menjalin cinta dengan cewek cantik yang cukup populer di kampus, teman
Vanya, kelas E namanya Nury. Yah, Nury sendiri yang bilang kepada Vanya
bahwa 5 hari yang lalu dia jadian dengan Dion. Sebelumnya Vanya
mengetahui kedekatannya lewat curhat Nury. Vanya
hanya bisa berlapang hati menerimanya. Walau pada akhirnya kisah cinta mereka kandas juga. Hingga akhir semester
perkuliahan Vanya masih menyimpan harapan Dion dapat berbaik hati menyapa
renyah atau kembali dengan perasaan yang sama kala dulu. Hanya saja... Hey dimana dia? Dion yang dulu si muka jutek tapi manis dan memikat. Kuliahpun jarang. Kuliah sambil kerja memang bagaikan musuh, seringkali kuliah yang menjadi korban. Tak pernah lagi Vanya melihat si manis itu, sekalipun di kampus. Meski
beberapa cowok telah menjadi mantan kekasihnya, sekalipun ada yang
paling berkesan, Vanya tetap tak bisa melupakan cinta pertamanya dimasa
kuliah itu. Kini ia pun menjalani hari-harinya dengan bayang-bayang
masalalu, menembus lorong kehidupan getir akan kisah asmara yang kian
pelik. Membiarkan pudar sedikit demi sedikit hingga angin
menerbangkannya dan hujan menghapus jejak langkah merisaukan itu.
Mungkin suatu hari nanti Vanya akan menemukan serpihan hatinya yang
sempat tertinggal di masa lalu. Semoga saja begitu.
*****
No comments:
Post a Comment