Monday, December 15, 2014

2 Week Melt Without Love

     Hari itu terik! Awal masuk perkuliahan Vanya si gadis cuek yang tak lepas dari hi heels coklat bunga kesayangannya menempuh perjalanan ke kampus sementara, di SMK Bina Bakti yang terletak 200 meter menanjak dari jalan raya.
"hai Vann, gue duluan yah".
Sialnya orang2 lewat cuma say hi doank, ia terlewat oleh beberapa teman yang diboncengi kuda2 besi. Sampai di kampus sementara, belajar, waktu pulang Vanya bertemu dengan teman SMA-nya yang sekaligus kakak tingkatnya yang super cheersnya selangit tak jauh beda dengan pribadi Vanya
"So Fuck! gue lagi badmood pleh... cantik gue luntur semenjak kuliah disini, kampret!"
"Jaelah Vann, banyak yang lirik lu.... (kalliii) tuh babeh satpam merhatiin mulu hmm"
"Ah rese lu pleh...."
Obrolan geje mereka yang berlangsung di tangga pinggir parkiran kmpus Bina Bakti lancar badai. Yah, meski sekedar memecah boring. (Tiiid...tiiid) suara klakson motor berbunyi agak mengganggu, sejenak obrolan vannya dan Luffy ngetem ditengah jalan.
"woy... Grandpa brisik! Sini mana kunci motor gue??" tegur Luffy mengarah ke seorang cowok sekelasnya yang masih mengenakan helm dengan kuda besi cepernya. Dia membuka slide kaca helmnya dan menengok ke arah luffy. Luffy segera turuni anak tangga menghampiri cowok itu. Sumpah! Tanpa ekspresi tu muka si cowok. Vanya ga merhatiin tu cowok, so kaga penting banget. Jutek keliatannya... berbagai kesimpulan jelek seketika nongkrong di otaknya.
 ***
     Hari berganti. Vanya dan teman2 kelas lain nonton futsal bareng yang kebetulan cowok kelasnya lagi versusan sama kakak tingkat. Sontak temen2 cewek pada ngacengin cowok2 senior. Vanya merasa ga ada yang spesial dari pertandingan ini. "Duh vann, liat deh itu cowok lumayan lucu juga! kayak wakabayashi"
Vanya yang dengan dinginnya menghiraukan pujian alay teman2nya kepada cowok yang katanya lucu itu. Selang beberapa hari berlalu. Senior2 cowok datang ke kelas Vanya sesaat sebelum jam kuliah dimulai. Mereka hendak mempromosikan komunitas gokilnya yang siap menerima anggota baru. Setelah Vanya sempat memperhatikan wajah2 kakak senior satu persatu. Vanya fokus memandang ke satu cowok mungil yang menghampirinya dan sejenak mengobrol, karena yang memulai obrolan itu si kakak itu sendiri, obrolan ringan yang mengasyikkan! "Hmm imut juga, lumayan keren". Statment itu timbul saat Vanya liat senyumnya dia yang manis. Lalu cowok itu melirik ke arah Vanya dengan wajah bersinarnya yang segera dibalas dengan senyuman termanis Vanya yang limited edition. "Kalo gitu Gue fix ikut komunitas ini." Gumam Vanya sumringah.

(Tolelolet-tolelolet) Sms dari koordinator komunitas yang senyum ke Vanya di kelas kemarin. Setelah berlanjut kenalan, tiba2 Cowok senior yang bernama Dion itu membalas 
:: Kamu temennya Luffy kan? :: 
:: Iya.. kok Kakak tau? ::
Dengan rasa heran, (kok bisa2nya dia tau gue temennya si upleh?) 
:: Kakak cowok yang di BinBak ngobrol sama Luffy, sempet liat kamu waktu itu. hehe ::  
Oh... ternyata cowok yang Vanya kira jutek minta ampun tanpa ekspresi.. Sekarang sms bilang dia liat gue waktu itu? Entah apa yang Vanya rasain, seneng atau apa ga ngerti. Well, mngkin karna ada yang merhatiin feel so heart beat! Sms mereka berlanjut mengasyikkan, obrolan berlanjut di telfon tengah malam. 
"Kapan2 kita ngobrol langsung buat sharing, Kakak mau berbagi pengalaman selama kuliah, kali aja kamu termotivasi". 
Begitulah pesan Dion, si wakabayashi cowok yang dikeceng teman2 dikelas Vanya sewaktu futsal itu, yang katanya sih pinjem hape temen dan bela2in beli pulsa keluar tengah alam gini buat nelfon Vanya. Vanya sempat sms Luffy sahabat gokilnya soal ini. 
"Lah, akhirnya si Grandpa sms lu juga Vann..!"  
"Maksud lu Pleh??"
"Ya ampun Vanyaaa... dia tu suka sama Lu!". 
Omaigat! Vanya speechles... kok bisa?. Vanya langsung bilang ke Dion soal smsnya dengan luffy yang katanya Dion pernah kepo-in Vanya di kampus tapi gak berani deketin. Sms terakhir Dion pengantar tidur indah Vanya berisi ajakan pulang bareng rapat pertama komunitas, alasannya sih pengen ngobrol berbagi penglaman seputar kuliah. semacam PDKT? entahlah itu yang pasti membuat Vanya merasa istimewa. sepertinya Vanya gak akan bisa tidur malam ini... Just Melt away!

***
    Sempat Dion janjian dengan Vanya yang ditemani Iyaz solmet kelasnya yang kebetulan juga ikut komunitas itu, mereka bertemu di Perpus kampus pusat untuk memberikan formulir anggota komunitas. Vanya tak menyangka Dion datang dengan rombongan teman komunitasnya yang sengaja dia ajak untuk dikenalkan kepada Vanya. 
"Waduh! Liat deh Yaz, gue berasa kayak yg mau dilamar aja, yang dateng satu RT gitu!" Herannya.
Pertemuan demi pertemuan mengantar Vanya pada sebuah perasaan yang sma dengan Dion. A little thing caled love. Begitu berbunga hatinya, senang yang tak terkira akhirnya dia juga menyukai Dion. Vanya tak sendiri, tentunya selalu ditemani Iyas sahabatnya. Waktu kian berlalu, namun entah mengapa tak ada sms setelah pertemuan terakhir 3 hari yang lalu di perpus untuk mengembalikan form. Dua hari kemudian setelah tau bahwa Dion juga pernah sms Iyas, Vanya dengan kepo-nya bertanya2 kenapa sekarang ini Dion gak pernah menghubunginya. Iyas tak bisa menjawab pertanyaan Vanya. Lama kemudian terungkap Dion sering berbalas sms dengan iyas, Vanya menyimpul pikirannya.
"Dion ga suka lagi sama gue? kenapa? salah gue apa?" 
Iyaz pun tak bisa memberi alasan kenapa Dion tak pernah mengiriminya sms lagi. Mungkin Iyas adalah salah satu jawabannya karna akhir2 ini Iyaz sering memberi kabar Vanya soal kumpulan komunitas.
     Di kampus Bina Bakti Dion memanggil Iyas dan mengobrol dengan akrabnya. Vanya mengikuti iyaz dengan harapan bisa dekat dengan Dion kembali untuk mendapat jawaban mengapa seolah Dion menghindar dari Vanya. Dion menutup kecurigaan Vanya dengan mawarkan ajakan pergi ke kampus bareng lewat sms. Melting? pasti lah senangnya pake banget. Esok harinya vanya dijemput Dion yang terlihat sedingin waktu pertama Vanya lihat di Bina Bakti. Benaknya tak bisa manahan heran bercampur tangis. Tapi tak sedikitpun dion menyapa atau melirik Vanya yang sedang risau, tersayat hatinya mengetahui temannya sendiri yang menjadi sebab situasi indah berubah menjadi berkabut. Tiada lain selain menerima keadaan ini, sulit dipahami apa maksud sebenarnya Dion perlakuin Vanya seerti itu. Mau bagaimana lagi, seorang cewek ga bisa ngutarain rasa sukanya begitu saja ke seorang cowok yang disukainya apalagi sekarang ini cowok itu sedang dekat dengan temannya. Vanya gak mau sampe berburuk sangka pada Iyaz, persahabatan Vanya dan Iyaz sempat merenggang. Vanya hanya bercerita kepada Luffy tentang ini.

***
      Diklatpun berlangsung tanpa kesan yang berarti. Tak sedikit perhatian Dion yang tercurah pada Vanya, Iyaz yang kala itu dekat dengan Dion. Dari sanalah Vanya mulai untuk STOP dekat dengan Dion. Biarkan semua berlalu dengan serba tak pasti. Tak semua hal bisa kita ketahui alasannya. Begitupun dengan hatinya yang rapuh karena rasa cintanya yang tak terbalas. Lama kemudian bertambah pula rasa sakit di hatinya mendengar bawa Dion telah menjalin cinta dengan cewek cantik yang cukup populer di kampus, teman Vanya, kelas E namanya Nury. Yah, Nury sendiri yang bilang kepada Vanya bahwa 5 hari yang lalu dia jadian dengan Dion. Sebelumnya Vanya mengetahui kedekatannya lewat curhat Nury. Vanya hanya bisa berlapang hati menerimanya. Walau pada akhirnya kisah cinta mereka kandas juga. Hingga akhir semester perkuliahan Vanya masih menyimpan harapan Dion dapat berbaik hati menyapa renyah atau kembali dengan perasaan yang sama kala dulu. Hanya saja... Hey dimana dia? Dion yang dulu si muka jutek tapi manis dan memikat. Kuliahpun jarang. Kuliah sambil kerja memang bagaikan musuh, seringkali kuliah yang menjadi korban. Tak pernah lagi Vanya melihat si manis itu, sekalipun di kampus. Meski beberapa cowok telah menjadi mantan kekasihnya, sekalipun ada yang paling berkesan, Vanya tetap tak bisa melupakan cinta pertamanya dimasa kuliah itu. Kini ia pun menjalani hari-harinya dengan bayang-bayang masalalu, menembus lorong kehidupan getir akan kisah asmara yang kian pelik. Membiarkan pudar sedikit demi sedikit  hingga angin menerbangkannya dan hujan menghapus jejak langkah merisaukan itu. Mungkin suatu hari nanti Vanya akan menemukan serpihan hatinya yang sempat tertinggal di masa lalu. Semoga saja begitu.

*****


No comments:

Post a Comment